Posted in Uncategorized

ASHBAHNA; Jumat yang Membuat Kuat

Jurnal 15 dari 15

Jurnal Jumat diawali dengan cerita malam sebelumnya. Ya, malam Jumat adalah jadwal ngedate saya dan suami. Mumpung anak-anak pengajian libur. Tapiiiii karena kami sedang ada Family Project ASHBAHNA, maka malam Jumat ini, anak-anak dibawa semua. Kita akan ngobrol bersama tentang ini. Tentang apa yang sudah kita lalui selama lebih dari dua pekan mengerjakan project ASHBAHNA.

Eh kenapa ngobrolnya harus sambil pergi? Kenapa nggak di rumah saja kita bicara?

Feel-nya beda. Anak-anak kami sangat suka jalan-jalan. Begitu juga dengan ibunya. Haha… Hanya abinya anak-anak yang mageran. Lebih suka pergi ke sekolah untuk ngajar dan di rumah untuk santai. Kalau bukan karena istri dan anaknya yang petakilan dan nggak mau diam, mungkin hari-hari beliau akan berkutat antara rumah dan tempat kerja. Anteng banget.

Alhamdulillahnya, beliau bisa menerima kenyataan melihat anak dan istrinya bahagia untuk ‘gentayangan’. Haha… Beliau kini sudah bisa menyesuaikan diri, mengimbangi kesukaan anak istrinya. Terlepas dari terpaksa atau tidaknya lho ya, haha… Setidaknya, beliau terlihat happy setiap kali anak-anak bercerita tentang banyak hal di kendaraan. Atau saat saya yang mengecek hafalan anak-anak kesulitan karena salah satu tidak mau diam, beliau akan bantu sounding ke anak-anak.

Agenda kami selain tentu saja makan, adalah ngobrolin hari terakhir ASHBAHNA. Yap. Jumat besok adalah hari terakhir project kami sebelum nanti hari Sabtu kami akan false celebration dan di hari Ahad kembali melakukan Family Apreciation.

Beberapa hal yang menjadi perhatian bersama adalah:

Umi dan Abi bersyukur Azkhan sudah jauh lebih tenang di pagi hari. Sudah jarang ngamuk. Jarang ya, bukan tidak sama sekali. Dan satu hal yang paling terasa adalah, Azkhan tidak lagi susah dibangunkan di pagi hari.

Azkhan juga rajin sholat subuh jamaah. Dalam 15 hari terakhir, terhitung hanya 4 kali Azkhan terlambat sholat subuh berjamaah. Tentu ini awalan yang baik.

Yang harus diperbaiki adalah, ketika Azkhan bangun kesiangan, Azkhan masih marah dan tantrum. Azkhan tidak mau kesiangan. Abi sudah bangunkan tepat waktu tapi Azkhan sulit dibangunkan. Ketika Azkhan bangun jam setengah enam, bukannya bergegas siap-siap, malah ngamuk. Hasilnya, berantakanlah pagi kita.

Selama 15 hari terakhir, Azkhan 4 kali kesiangan 1 kali marah, dan 2 kali tantrum. Kami berharap ke depan, kalau Azkhan terlambat bangun, tidak usah marah. Tinggal langsung bangun dan ke kamar mandi untuk kemudian sholat subuh. Tidak usah marah – marah apalagi sampai ngamuk.

Sementara ini sih Azkhan bilang mengerti. Dia manggut-manggut juga kaya yang oke banget. Semoga beneran ya. Lumayan soalnya, Azkhan kalau nangis suaranya menggelegar. Uminya suka emosi kalau dia tantrum. Huhu…

We

Posted in Uncategorized

ASHBAHNA; Kamis yang Membuat Meringis

Jurnal 14 dari 15

Dini hari, saya muntah-muntah parah. Mengeluarkan semua isi perut sampai tidak ada lagi yang bisa dikeluarkan. Jangan tanya bagaimana rasanya. Lemes, sakit, eneg dan pusing. Saya kesulitan untuk istirahat. Cukup lama terbangun dan gelisah karena badan rasanya sudah tidak karuan. Akhirnya terpaksa bangunin suami dan menyampaikan kondisi saya.

Alhamdulillah beliau tergep. Langsung ambil air putih hangat, disodorkan ke saya, dan kemudian ambil minyak kayu putih untuk digosokkan ke kaki saya. Setelah itu saya diselimuti dan beliau mulai memijit kaki saya. Masya Allah tabarokallah.

Meski masih tidak nyaman dengan kondisi badan, pijatan suami membuat lebih relax. Saya pun akhirnya tertidur kembali. Saya terbangun ketika mendengar Azkhan menangis meraung-raung di ruang tengah. Dengan muka ngantuk dan kepala pening saya menuju ke sumber suara. Ingin tahu ada apa.

Ternyata Azkhan marah karena baru bangun jam 5 pagi. Menurutnya itu kesiangan. Iya sih saya juga baru sadar kalau kesiangan. Akhirnya memilih membiarkan Azkhan dulu dan langsung menuju ke kamar mandi untuk bersiap sholat subuh.

Azkhan sama Umi sudah dibangunkan sejak sebelum subuh, kata Abi. Tapi nggak ada yang mau bangun. Jadi Abi tinggal sholat dan murukin anak-anak dulu di majelis. Pas sekarang dibangunin ternyata ngamuk.

Mungkin karena semalam capek dan sakit, saya jadi sulit dibangunkan. Azkhan juga sebenarnya nggak apa-apa kalau terlambat sedikit. Saya bilang.

Tapi Azkhan masih tidak terima.

Saya tahu, kalau diladeni saya akan kesal sekali lihat pemandangan ini..bayangin aja jam 5 pagi ada anak kecil nangis meraung-raung kenceng banget gini, apa nggak bikin geger tetangga?

Saya dan suami akhirnya membuka pintu depan dan mulai santai di teras. Kami duduk sambil menunggu Azkhan reda tantrumnya dan sudah bisa diajak bicara. Butuh hampir 20 menit untuk Azkhan akhirnya mau mandi sama Umi.

Habis mandi dan sholat. Azkhan mengerjakan PR. Masih kesal dia. Akhirnya sama abinya diizinkan main HP selama 15 menit. Tentu Azkhan sangat gembira.

Sebelum berangkat ke sekolah, Umi mengajak anak-anak sarapan. Adik malah minta dipoto sebelum berangkat nganter kakak ke sekolah. Dia pakai kaca mata pink kesayangannya dan mulai bergaya. Lucu banget Masya Allah.

Posted in Uncategorized

ASHBAHNA; Rabu yang Biru

Jurnal 13 dari 15

Sengaja jurnal hari ini dibuka dengan foto menu sarapan Umi. Haha…

Jadi, pagi berjalan sebagaimana biasa. Azkhan yang mulai terbiasa dengan jam paginya dan sangat berkurang tantrumnya. Juga Aylin yang masih nemplok pengennya ikut Umi terus. Masya Allah tabarokallah.

Setelah rutinitas ibadah pagi, anak-anak ikut ke warung. Beli sayur, bahan lauk, dan tentu saja jajanan tradisional untuk sarapan.

Sampai di rumah, Abi sudah bikin teh anget satu teko. Saya minta anak-anak untuk duduk dekat Abi yang sedang merapikan berkas, lalu saya lanjut beraktivitas.

Sesekali melewati ruang tengah, saya lihat anak-anak bercanda sambil sarapan sama abinya. Saya sengaja nggak sarapan di rumah karena hari ini dapat surat tugas untuk bimtek di KPPN, dan tidak jauh dari sana ada lontong sayur Padang kesukaan saya. Haha… Saya sengaja mau sarapan di sana. Jarang-jarang soalnya dapat surat tugas dari pagi. Tentu saja rencana sarapan di lontong Padang ini hanya disampaikan ke Abi, kalau anak-anak tahu yang ada nanti pada minta ikut. Insya Allah lain waktu aja rombongan sarapan di luarnya.

Maka, jadilah saya sarapan sendirian. Menikmati sepiring makanan dengan syahdu. Haha… Yang biasanya sarapan sambil nyuapin, sambil ngurusin itu, sekarang sepi. Kadang, yang kayak gini bagus juga sih buat me time nya Umi.

Pulang dari kantor, ternyata hujan lebat. Jalanan gelap, air membuat jarak pandang terbatas, dan kaki saya pun terasa dingin. Padahal AC nya sudah dikecilin. Saya putuskan ke rest area dulu. Agar nanti sampai di rumah tidak terlalu kelelahan karena over konsentrasi di jalanan. Kalau saya kelelahan, nyampe rumah ketemu anak-anak akan terasa gampang kesal. Duh, nggak mindful nanti.

Saya membeli segelas kopi panas, satu plastik roti tawar dan selai kacang kesukaan anak-anak. Kopinya saya minum di mobil, sementara roti dan selai saya simpan di jok untuk oleh-oleh.

Menurut pendapat saya, salah satu kunci keberhasilan Family Project kami adalah kenyamanan saya sebagai ibu. Jika saya nyaman anak-anak pun lebih mudah untuk dikondisikan. Sumbu saya juga jadi lebih panjang, komunikasi dengan suami juga relatif lebih produktif. Kalau sudah begini, semua berjalan dengan dem dan tenang. Riak-riak kecil bisa dinikmati dan disadari dengan baik.

Jika saya terlalu memaksakan diri apalagi merasa berkorban, na’udzubillah, yang ada nanti kita akan saling melukai. Itulah kenapa, menurut saya, penting sekali untuk memiliki kemampuan identifikasi ke dalam diri kapan saatnya harus berhenti sejenak untuk menenangkan diri, menyamankan diri, mengisi tangki cinta, untuk kemudian kembali ke pelukan anak-anak dengan kasih sayang yang meluap. Masya Allah tabarokallah.

Posted in Uncategorized

ASHBAHNA; Selasa yang Ceria

Jurnal 12 dari 15

Ini adalah gambar adik yang ngumpet di mobil dan tidak mau turun. Maunya ikut Umi. Hahaha… Sepagi ini drama sudah dimulai.

Jadi, Selasa pagi ini Azkhan dan adik bangun sebelum subuh. Setelah semuanya mandi dan sholat jamaah, Azkhan lanjut ngaji dan mengerjakan PR, sementara adik ikut Umi ke warung. Seperti biasa, si kecil ini memilih aneka jajanan dan brownies kesukaan dia. Umi beli sayuran dan protein untuk diolah guna makan siang sambil sekalian beli makanan untuk sarapan.

Selesai sarapan dan main, Umi nganter Azkhan ke sekolah. Ternyata adik minta ikut Umi, nggak mau ikut Abi. Jadilah daripada nanti nangis dan lama, kita buat kesepakatan dulu.

“Adik nanti turun di masjid ya? Nanti adik ikut Abi naik motor ya?”

Adik menolak.

“Kalau adik tidak setuju, Umi tidak bisa berangkat.”

“Aku ikut Umi. Pokoknya aku ikut Umi.”

Saya mengiyakan. “Iya, ikut sampai masjid saja ya.”

Setelah dibujuk agak lama, alhamdulilah akhirnya dia bersedia. Sampai masjid deh. Katanya.

Baiklah, mari kita berangkat. Sementara Abi juga mengikuti di belakang dengan motor.

Kakak Azkhan sudah masuk, tas juga sudah ada di jok, adik duduk di sebelah Umi. Abi pun sudah bersiap dengan motornya. Semua oke. Bismillah meluncur.

Sampai di masjid, adik ke jok belakang. Menolak untuk turun. Dia malah ngumpet di jok. Ya Allah adaaaa aja kelakuan si kecil ini. Sama Abi akhirnya dibujuk untuk turun. Alhamdulillah meski agak lama tapi akhirnya mau. Adik pun ikut Abi ke sekolah sementara Umi melanjutkan perjalanan. Butuh sekitar tujuh menit untuk menyelesaikan aspirasi si kecil ini. Hasilnya wort it sih, setidaknya nggak ada drama dan nggak ada yang marah-marah. Malah pada ketawa.

Hal-hal tidak terduga seperti ini jadi seperti bumbu. Yang semakin membuat sedap masakan. Kadang kalau tidak disikapi dengan kesadaran penuh, kita akan keburu kesal menghadapi ini. Namun, jika kita sadar merasa, kita akan melihat bahwa ini hanyalah kreativitas anak-anak yang tidak perlu ditanggapi dengan emosi berlebih. Cukup dibujuk dan disounding saja.

Posted in Uncategorized

ASHBAHNA; Senin yang Ngangenin

Jurnal 11 dari 15

Hari Senin, Umi bangun dalam kondisi badan yang payah. Perut sakit dan fisik yang lemah. Kepala juga agak kleyengan. Ketika melihat ke kamar Azkhan ternyata anaknya tidak ada. Sudah di majelis sama Abi untuk siap-siap sholat subuh. Alhamdulillah, minimal satu PR sudah terlaksana.

Mumpung adik belum bangun, Umi bebersih lalu siap-siap untuk subuhan. Tepat pukul 05 pagi, Aylin terbangun daaaaaan nangis. Napasnya terlihat sesak. Rupanya Aylin pilek. Saya gendong dia dan ajak ke depan rumah untuk main sama kakaknya. Ternyata nangisnya malah nambah kencang.

Abi datang dan mengambil alih untuk menggendong adik. Alhamdulillah si kecil mau meski tetap sambil menangis. Saya berusaha untuk mindful dan nggak marah-marah dengerin anak nangis sedari tadi. Tapi kok tetep kesel ya. Antara kesel dan bingung sebenarnya. Ditambah kepala juga sedang pusing.

Akhirnya adik mulai mereda nangisnya. Tapi belum selesai. Karena semua hal jadi salah di matanya. Abi ambil A dia marah. Adik minta diambilkan benda B. Diambilin malah marah lagi. Hadeuh. Lihatnya kocak tapi kasian juga lihat Abi. Untungnya beliau sesabar itu Masya Allah. Diturutin aja anak perempuannya pengen apa.

Foto di atas di ambil candid oleh saya. Sebuah upaya seorang bapak yang membujuk putri satu-satunya untuk tenang. Mulai dari ngikutin pengulangan yang diminta. Ambil piring salah, disuruh ditaro lagi piringnya, lalu diulangi diambil sama dia. Abis itu minta digendong sambil bawa piring. Duh ya.

Alhamdulillahnya, saat si adik lagi tantrum begini, kakaknya anteng. Setidaknya energinya masih bisa dibagi-bagi. Kalau tantrum dua-duanya waduh. Semoga jangan pernah ya.

Lalu Azkhan sedang apa?

Dia sibuk mengerjakan PR kumonnya. Lalu sarapan di teras rumah. Definisi makan di luar buat Azkhan. Pas adiknya marah-marah dia coba bantu dengan nawarin makanan yang dia punya. Hasilnya, malah disemprot dan diteriakin sama adiknya. Haha…

Tentu saja Azkhan merengut dimarahin adiknya. “Asik aneh. Aku nggak nakal dimarahin.”

Umi lalu bilang, itulah rasanya kalau Umi kalau dimarahin Azkhan kalau Azkhan lagi ngambek. Saya nyengir. Eh Azkhan malah tambah ngambek. Duh, kayaknya Umi salah ngomong ya.

Posted in Uncategorized

ASHBAHNA; Minggu yang Seru

Jurnal 10 dari 15

Setelah satu pekan kami jalankan project ASHBAHNA, saatnya kami selebrasi pekan pertama. Yang paling terlihat perkembangannya adalah Azkhan. Azkhan relatif mudah dibangunkan setiap harinya. Hanya dua kali saja kalau tidak salah, dia tantrum karena terlambat bangun. Itu pun sebetulnya tidak terlambat banget karena masih setengah enam. Masih cukup pagi untuk anak seumurannya.

Tapi rupanya, Azkhan sudah bisa mendefinisikan bahwa dia lebih nyaman jika bangun sebelum sholat subuh jamaah. Ada kebanggaan tersendiri sepertinya jika dia bisa bangun sebelum sholat subuh ditunaikan. Masya Allah tabarokallah.

Jadi, saya dan abinya sepakat untuk terus mengusahakan akan membangunkan Azkhan sebelum sholat subuh dilaksanakan. Agar Azkhan terbiasa jamaah subuh.

Aktivitas baik berikutnya adalah mengaji pagi. Meski hanya 2 sampai 3 ayat, tapi ini sudah rutin sekarang. Menurut saya ini kemajuan yang sangat baik.

Berikutnya adalah muroja’ah. Azkhan sudah menyelesaikan hafalan juz 30 nya. Tapi kadang masih susah untuk diajak muroja’ah. Alhamdulillah beberapa pagi ini dia mau muroja’ah satu surat perhari. Belum ideal tapi sudah lumayan dan sangat harus disyukuri.

Yang belum tercapai adalah tidak main gadget di pagi hari. Jujur ini belum check list. Karena Azkhan masih kami beri gadget time setelah semua aktivitasnya selesai. Sudah mandi, sudah sholat, sudah ngaji, sudah mengerjakan PR, sudah sarapan, maka kemudian dilanjutkan dengan main gadget. Semoga nanti bisa mensubtitusi gadget ini dengan hal yang lebih kreatif. Sekarang nikmati seadanya dulu. Syukuri yang ada di hadapan dulu.

Hari Ahad ini, sebagai hari apresiasi, benar-benar kami manfaatkan untuk menguatkan bonding keluarga. Saya tetap menjalankan peran sebagai dokumenter namun sambil tetap mengawasi dan menemani anak-anak. Banyak hal yang berhasil kami rekam dan abadikan. Semua anggota keluarga terlihat happy dan menikmati kebersamaan. Masya Allah tabarokallah. Mungkin karena memang dikonsep ya.

Tidak hanya menemani anak-anak, kami juga memanfaatkan waktu untuk menguatkan bonding dengan pasangan. Bagaimanapun, kami adalah dua orang dewasa dengan amanah yang tidak kecil. Maka, kami harus kuat dan saling menguatkan untuk bisa mendidik anak-anak sesuai fitrah mereka. Kadang saking repotnya ngurus anak-anak, kami suka nggak punya quality time buat berduaan. Jadilah sambil nemenin anak-anakpun kami memanfaatkan untuk saling menguatkan hati. Masya Allah tabarokallah…

Anak-anak terlihat menikmati sekali kebersamaan ini. Mereka yang pada dasarnya senang bermain dan jalan-jalan bisa menyalurkan kebahagiaannya lewat aktivitas ini. Kami sebagai orang tua hanya memfasilitasi. Azkhan juga leluasa sekali. Sampai-sampai, lihat robot saja dia minta difoto. Dia bergaya penuh semangat dengan koreo yang dia mau sendiri. Ini anak kelas 1 MI tapi gayanya udah kaya bujangan. Haha…

Masya Allah tabarokallah

#pagikita

#familyproject

#ashbahna

Posted in Uncategorized

ASHBAHNA; Sabtu yang Syahdu

Jurnal 9 dari 15

Ini adalah gambaran di Sabtu Pagi lalu. Azkhan dengan seragam Pramuka ya, dan Aylin dengan baju santainya.

Azkhan bangun setengah lima pagi. Sepertinya sudah mulai biasa dengan ritme harian barunya. Lebih mudah membangunkan Azkhan saat masih petang dari pada saat terang. Kalau sudah setengah enam dia akan marah-marah, merasa kesiangan.

Setelah mandi dan berpakaian, Azkhan jamaah subuh sama Abi dan anak-anak di Majelis. Setelah itu ngaji quran beberapa ayat binnadhor atau sambil lihat Qur’an, dan dilanjutkan dengan setoran hafalan juz 30.

Setelah memastikan dia santai, saya minta Azkhan mengerjakan PR kumon hariannya. It’s Kumon Time, saya bilang. Sayangnya, saat mengerjakan tugas ini, sikap belajar Azkhan belum sesuai harapan. Yang harusnya duduk manis pakai meja, Azkhan lebih suka sambil berbaring dan kakinya selonjoran. Ya sudahlah ya, kita turuti saja dulu. Sebisanya dulu untuk sekarang, sambil nanti kita sounding lagi.

Karena hari ini Umi tidak ke kantor, Azkhan berangkat sama Abi. Sempat wanti-wanti agar Umi berangkat kuliah agak siang supaya dia bisa ikut. Tapi Umi menegaskan kalau tidak bisa begitu. Umi tetap harus berangkat jam 08.00 pagi karena jadwal kuliah Umi jam 09.00.

Azkhan agak kelihatan kesal. Tapi kemudian dibujuk Abi. Disampaikan sama Abi kalau besok, Ahad, kita akan jalan-jalan. Sebagai hadiah karena Azkhan sudah sangat baik menjalani project ASHBAHNA selama satu pekan ini.

“Abi nggak bohong, kan?” Dia tanya.

“Emang Abi pernah bohong ke Azkhan?” Abi malah balik tanya.

“Pernah.” Azkhan jawab tegas.

Hayoloooh.

“Dih Kapan?” Nggak terima dong Abinya.

“Waktu itu. Azkhan juga lupa kejadiannya. Tapi pokoknya Abi pernah bohongin Azkhan.”

Duh. Kayaknya ada yang kudu minta maaf nih.

Si Abi nyengir aja. Lalu mereka berangkat bersama. Saya pun siap-siap untuk kuliah. Masya Allah tabarokallah.

Malam harinya juga relatif kondusif. Azkhan dan Aylin nggak banyak drama. Mungkin karena sekarang kami lebih mindful ya. Jadi kaya sadar aja gitu ngadepin anak-anak. Mereka rewel, yasudahlah tinggal didengerin dan ditanya butuh apa, mau apa, apa yang bisa Umi bantu.

Mereka rebutan sesuatu, tinggal dilihatin saja. Siapa tahu mereka punya solusi sendiri. Kalau mentok dan butuh saya untuk turun tangan, tinggal dibantu sesuai kebutuhan. Nggak usah marah lihat mereka rebutan ini itu. Tinggal diajarin saja kalau rebutan itu bukan solusi yang baik. Daripada rebutan kenapa tidak gantian saja?

Ya Allah, kok ya adem kalau pas mindful gini. Jadi anak tantrum, drama, atau apapun ya tidak mempengaruhi mood. Seandainya sadar begini terus setiap waktu, sehat jiwa raga rasanya. Ahahahaha…. Ya Allah…

Malam hari, anak-anak juga tidur sebelum jam 09.00. Dengan iming besok akan ke Dino Park. Playground yang baru buka di kota kami, mereka pun patuh pada apa yang Ini minta, termasuk tidur tepat waktu.

“Itu baru Umi?” Kata Azkhan.

“Iya. Baru buka semingguan.” Saya jawab.

“Yes. Aku suka tempat baru.” Kata Azkhan lagi.

“Nah, memang sengaja kita ke sana, karena Umi tahu Kakak suka sama tempat baru.” Saya jawab.

“Jadi memang sengaja buat aku, Mi?” Azkhan antusias sekali.

Saya mengangguk.

Masya Allah tabarokallah.

#pagikita

#familyproject

#Ashbahna

Posted in Uncategorized

ASHBAHNA; Jumat Semangat

Jurnal 8 dari 15

Hari Jumat yang berkah diawali dengan pagi yang tenang. Azkhan bangun dengan sunyi. Tanpa perlawanan. Tanpa drama apapun.

“Doa bangun tidur dulu, Yuk.” Saya bilang.

Si anak kedua ini mengangguk dan langsung mengangkat satu tangan, sementara tangan satunya mengucek mata. Mulutnya bergumam membaca doa.

Masya Allah tabarokallah.

Azkhan lalu mandi ditemani Abi dan berpakaian. Langsung diajak jamaah subuh di majelis. Saat sesi ngaji pagi dan setoran hafalan, Azkhan menolak. “Inikan Jumat. Ngajinya libur.” Katanya.

Saya dan suami hanya nyengir. Kami lupa kalau setiap Jumat Azkhan libur ngajinya. Akhirnya agenda langsung ke Kumon time. Azkhan kami arahkan mengerjakan PR. Mungkin karena lagi semangat, hanya butuh waktu 9 menit bagi Azkhan untuk menyelesaikan soal. Alhamdulillah.

Berikutnya, Azkhan dan adiknya yang sudah bangun nonton Shimajiro sambil menunggu Umi dan Abi beraktivitas.

Pukul 06.30 WIB, Azkhan sudah siap berangkat. Salim sama Abi dan adik yang sudah di motor, dan kemudian dia mengikuti saya untuk kemudian saya drop di sekolahnya sebelum saya langsung ke kantor. Alhamdulillah untuk nikmat sebaik ini.

Sore hari, kami sounding kembali untuk bisa bangun pagi di esok hari dengan gembira. Kami berikan pujian kepada Azkhan yang sudah melewati beberapa pagi dengan baik. Saya tunjukkan jurnal-jurnal yang sudah saya buat dan saya izinkan dia membacanya.

Sayangnya, mungkin karena kebanyakan tulisan, dia hanya membaca sebentar saja. Hehe…

Malam hari, Azkhan sudah dikondisikan untuk tidur sejak pukul 20.15 WIB. Realisasinya dia baru tidur jam 20.48 WIB. Udah lumayan banget sih hitungannya. Biasanya, kalau dibiarkan, dia bisa tidur pukul 22.00 atau baru akan tidur jika dia melihat semua anggota keluarga sudah tidur. Hehe… Alhamdulillah ada kemajuan berarti meskipun masih harus dikondisikan dan belum otomatis. Setidaknya sudah ada progres. Begini saja, kami sudah senang.

Malam ini, saya ngobrol sama abinya Azkhan untuk kemungkinan aktivitas lain buat Azkhan. Karena Azkhan sekolah hanya sebentar dan dia punya banyak sekali waktu luang. Melihat potensi kinestetik Azkhan yang terlihat menonjol, saya mengusulkan untuk memberikan stimulasi berupa ajakan bergabung di club olahraga. Mungkin taekwondo. Kata Abi, belum dulu. Kita pikirkan nanti kalau Azkhan sudah terbiasa disiplin. Karena khawatir akan tidak fokus.

Ini berdasar sih, mengingat latihan taekwondo harus ke kota, dan pasti Abi lagi yang antar. Sementara Abi sejauh ini ada jadwal ngajar sore di sekolah. Jadi, nanti dikondisikan dulu. Mungkin paling cepat tahun ajaran baru. Itu pun kalau jadwal Abi oke. Kata beliau. Saya manut saja. Yang penting kami punya frekuensi yang sama dalam pengasuhan. Insya Allah hal-hal teknis bisa dibicarakan lebih lanjut.

Posted in Uncategorized

ASHBAHNA Hari Kamis yang Manis

Jurnal 7 dari 15

Hari Kamis, 23 Januari Azkhan bangun sebelum subuh. Diantar Abi ke kamar mandi, langsung mandi dan minta pakai seragam sekolah. Kali ini Umi yang temani pakai bajunya. Setelah rapi langsung ke majelis di sebelah rumah untuk jamaah bersama Abi dan santri TPQ yang menginap di majelis.

Setelah Abi selesai mengajari anak-anak majelis, Abi masuk dan mulai mengajari Azkhan. Diuruk 3 ayat lalu muroja’ah. Nah, di part muroja’ah ini yang bagian Abi kudu tenang. Azkhan nggak mau duduk manis. Kadang dia sambil baringan, setelah ditegur Abi baru duduk lagi.

Saya duduk sambil mondar mandir menyiapkan keperluan pagi. Mumpung Aylin masih belum bangun. Setelah beres ngaji, Azkhan saya ajak ke warung. Dia beli kue-kue untuk sarapan sementara saya beli lauk dan sayuran.

Saat kembali ke rumah, ternyata adik sudah bangun. Langsung saya ajak cuci tangan dan sarapan bareng kakaknya. Sementara saya menyelesaikan masakan.

Saya sempat mengajak adik dan Azkhan untuk senam ringan sambil nyanyi. “Mari menirukan burung terbang di udara.” Si adik merentangkan tangan sambil digoyang-goyang seperti sayap buruk yang mengepak. Kami loncat-loncat dan pemanasan. Lumayan bikin ramai sih. Abi menawarkan untuk mengambil foto, tapi kami-terutama saya- tidak dalam kondisi siap. Belum menutup aurat dengan baik. Dan kayaknya agak ribet kalau siap-siap dulu. Haha…

Beres senam, anak-anak nonton Shimajiro sementara abinya memanaskan kendaraan. Perasaan hari ini terasa luang dan lapang. Masya Allah tabarokallah.

Pukul 06.30 semua sudah rapi. Azkhan siap berangkat ke sekolah bersama Umi. Alhamdulillah untuk Kamis ini rasanya manis sekali. Hampir tidak ada yang bikin keki.

Saya ingat-ingat lagi, apa ya tipsnya sehingga hari ini bisa aman dan lancar.

Rasanya semuanya sama saja. Sebelum tidur, kami ngeriung di kamar Azkhan untuk cerita, lalu tidur seperti biasa. Pagi juga sama saja. Tapi rasanya Kamis ini lebih ringan. Padahal tidak ada yang dirasa berbeda. Mungkin karena posisi kami juga sehat wal Afiat. Masya Allah tabarokallah. Benar-benar harus bersyukur.

Benar-benar harus sadar dengan kondisi diri. Sadar harus bersyukur bisa bernapas dengan lega tanpa gangguan. Sadar harus bersyukur masih diberi kesempatan oleh Allah untuk berkumpul bersama keluarga. Sadar harus bersyukur karena sudah Allah beri limpahan kebaikan yang tak terhitung. Huhu… Robbana la tuzig qulubana ba’da idz hadaytana wa hablana min ladunka rohmah. Innaka antal Wahhab. Amin ya rabbal ‘alamin

Posted in Uncategorized

ASHBAHNA Hari Ke-5, Rabu yang Syahdu

Jurnal ke-6 dari 15

Rabu pagi diawali dengan drama seragam kotak-kotak Azkhan yang kancingnya pada copot. Umi nggak menemukan jarum jahit untuk ganti kancing. Alhamdulillahnya, masih ada seragam bekas Kakak Azam saat MI dulu yang bisa dipakai Azkhan karena sekolahnya sama. Satu almamater. Aman alhamdulilah. Untuk sementara urusan seragam bisa diatasi.

Azkhan seperti biasa, bangun, mandi dan sholat subuh berjamaah. Beres shalat langsung ngaji sama Abi dan setoran An-naba sama Umi.

Pukul setengah enam, Umi minta tolong Azkhan beli telur satu kilogram di warung tetangga. Lokasinya persis sebelah rumah kami. Beres beli telur, Azkhan keluar lagi, ke warung lagi untuk beli jajanan buat sarapan. Dia dapat moon cake dan beberapa potong kue. Sementara Umi nyiapin makanan nasi dan lauk pauk, Azkhan dan Abi sibuk ngemil sambil ngobrol. Obrolan lelaki kayaknya. Serius banget soalnya.

Tidak lama, adik bangun dan minta gendong sama Umi. Seperti biasa, akan akan membantu dengan mengambil alih menggendong adik. Alhamdulillah kali ini adik langsung mau gendong sama Abi.

Rabu ini, Umi membacakan pesan dari Miss nya Azkhan di kumon tentang kemajuan belajar Azkhan. Happy banget dia.

“Aku jadi inget kalau aku belum ngerjain PR kumon.” Katanya.

Duileeeeh…. Biasanya juga harus diingetin sama Umi Abi. Hehe….